
Pada 14 Januari 2025, saya membagikan pengalaman menjadi Juri UAS di TelU Purwokerto melalui website pribadi saya di prianthon.web.id. Tak disangka, tulisan itu mendapat respons dari berbagai pihak, termasuk Pak Warto, Dosen Teknik Informatika UIN Saizu Purwokerto. Beliau mengingatkan rencana ngopi bareng yang sebelumnya tertunda, dan kami sepakat untuk bertemu di Milos Coffee pada 15 Januari 2025.
Rabu malam itu, saya bertemu Pak Warto bersama Ali, SPV Daihatsu Purwokerto. Suasana diskusi di Milos Coffee sangat hangat. Ali menyampaikan idenya membentuk tim pemasaran digital berbasis Siswa PKL dan Mahasiswa Magang Perguruan Tinggi. Sementara itu, Pak Warto menawarkan beberapa kolaborasi menarik, seperti Hackathon Banyumas yang akan melibatkan beberapa kampus di Banyumas Raya, termasuk UIN Saizu, TelU Purwokerto, dan STMIK Komputama Majenang.
Kami juga berdiskusi tentang program penelitian dosen dan kerja sama antara Fakultas Teknik Informatika UIN Saizu dengan perusahaan yang tergabung dalam Anton Group. Ada banyak peluang kolaborasi, terutama dalam bidang teknologi, desa, dan wisata yang berpotensi besar di Banyumas Raya.
Obrolan berlangsung hingga pukul 21.30. Kami menyepakati rencana untuk mengadakan pertemuan lanjutan dengan beberapa Dosen dan Wakil Rektor UIN Saizu. Langkah ini bertujuan untuk memantapkan realisasi program kolaborasi, termasuk pelibatan mahasiswa dalam proyek nyata yang mendukung pengembangan teknologi di desa-desa.
Hackathon Banyumas menjadi salah satu fokus utama yang diharapkan menjadi ajang inovasi teknologi oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Dengan dukungan penuh dari universitas, industri, komunitas dan pemerintah, acara ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menunjukkan kreativitasnya dalam menyelesaikan berbagai tantangan teknologi.
Selain itu, Pak Warto juga mengajak saya untuk menjadi mentor dalam beberapa Program Pengembangan Desa Cerdas, Pembentukan Relawan TIK Banyumas dari Perguruan Tinggi, termasuk pendampingan teknologi di desa wisata. Ini sejalan dengan visi saya dalam mendorong digitalisasi desa melalui platform seperti Amanda dan berbagai aplikasi berbasis Python lainnya.
Ali dari Daihatsu turut memberikan masukan tentang bagaimana perusahaan dapat berperan dalam pengembangan komunitas digital di desa melalui dukungan infrastruktur dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ini membuka peluang baru bagi kolaborasi lintas sektor di Banyumas Raya.
Pertemuan ini menjadi langkah awal yang sangat berharga dalam merangkai sinergi antara akademisi, industri, dan komunitas. Kami optimis kolaborasi ini akan berdampak signifikan, tidak hanya di Banyumas Raya, tetapi juga di berbagai wilayah lain di Indonesia.

Semoga pertemuan-pertemuan berikutnya mampu menghasilkan program-program yang konkret dan memberikan dampak luas bagi masyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, mari wujudkan Banyumas Raya sebagai pusat pengembangan teknologi dan pendidikan terdepan di Indonesia!