Sebagai camilan legendaris khas Banyumas, mendoan telah menyatukan rasa dan budaya masyarakat dengan tekstur tempe tipis yang digoreng setengah matang. Disajikan dengan cabai hijau, setiap gigitan mendoan menghadirkan perpaduan renyah dan lembut, yang membawa cita rasa unik dari daerah ini. Tak heran, banyak orang dari luar Banyumas selalu mengharapkan mendoan sebagai oleh-oleh, bahkan menjadikannya ikon kebanggaan.
Tempe mendoan bukan sekadar makanan; ia adalah identitas budaya Banyumas yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski sederhana, mendoan membawa kehangatan kampung halaman bagi para perantau. Bahkan, keakraban sesama orang Banyumas seringkali terbangun dengan canda seputar mendoan, lengkap dengan bahasa ngapak yang begitu akrab di telinga.
Bagi yang tinggal di luar Banyumas, mendoan menjadi alasan untuk pulang, atau setidaknya untuk bernostalgia. Terlebih, saat menikmati mendoan, bahasa dan budaya Banyumas serasa hadir, menyegarkan kenangan dan menciptakan suasana kebersamaan yang khas.
Kecintaan pada mendoan juga mencerminkan kebanggaan warga Banyumas atas warisan kulinernya. Tak jarang, obrolan tentang mendoan membawa suasana akrab dan hangat di berbagai kota besar. Mendoan yang tipis dengan “kaldunya ngaldu” ini, becandaan seperti yang sering disebut para food vlogger, memang memiliki daya tarik yang sulit dilupakan.
Bagi Anda yang rindu suasana Banyumas, menikmati mendoan bisa menjadi pilihan tepat untuk mengobati rasa kangen pada kampung halaman. Mendoan bukan sekadar makanan, tapi simbol dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang patut kita jaga.